Kerajaan Kediri merupakan kerajaan besar yang terletak di Jawa Timur dan berdiri sekitar abad ke-12. Pada awalnya kerajaan ini merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas.
Sejarah awal berdirinya kerajaan Kediri ditandai dengan perang saudara antara Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di Jenggala. Perang saudara tersebut terjadi pada tahun 1052 Masehi, keduanya merasa berhak atas kekuasaan yang diberikan oleh Airlangga. Pada awalnya perang saudara dimenangkan oleh Panji Garasakan, sehingga Panji Garasakan berkuasa.
Panji Garasakan memerintah tidak lama, ia digantikan oleh raja Panji Alanjung (1052 – 1059 M). Panji Alanjung kemudian diganti lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha Tahun 1059 Masehi. Setelah periode Samarotsaha tidak terdengar lagi berita mengenai kerajaan Jenggala dan Panjalu hingga tahun 1104 Masehi tampil kerajaan Panjalu dengan rajanya yang bernama Jayawangsa dengan ibo kotanya di Daha. Kemudian, kerajaan ini dikenal dengan nama kerajaan Kediri.
Tahun 1117 Masehi Bameswara tampil sebagai raja Kediri. Bameswara lalu memindahkan ibu kota pemerintahan dari Daha ke Kediri. Setelah Bameswara turun tahta, ia digantikan oleh Jayabaya. Pada masa Jayabaya ini Kediri berhasil mencapai masa kejayaan, ia juga berhasil memadamkan perseteruan dengan Jenggala.
Perkembangan Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja Jayabaya. Raja Jayabaya naik tahta pada tahun 1135 Masehi. Pada masa pemerintahannya ia meninggalkan beberapa prasasti seperti; prasasti Hantang (1135 M), prasasti Talan (1136 M), dan prasasti Desa Jepun (1144 M).
Gambar Prasasti Hantang (1135 M)
Sumber. https://munas.kemdikbud.go.id/ensiklopedia/index.php/Berkas:Prasasti_Hantang_(D_9).jpg
Kehidupan masyarakat Kediri berlangsung tertib aman dan makmur. Padi merupakan hasil komoditi utama masyarakat Kediri. Selain itu pelayaran dan perdagangan juga berkembang. Kemajuan dibidang perdagangan ditopang oleh keberhasilan Angkatan Laut Kediri menjamin keamanan perairan Nusantara.
Menurut berita Cina, dan kitab Ling-wai-tai-ta diterangkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kediri memakai kain sampai bawah lutut. Rambutnya diurai. Rumah-rumah mereka bersih dan teratur, lantainya ubin yang berwarna kuning dan hijau. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima mas kawin berupa emas. Rajanya berpakaian sutera, memakai sepatu, dan perhiasan emas. Rambutnya disanggul ke atas. Kalau berpergian, raja naik gajah atau kereta yang diiringi oleh 500 sampai 700 prajurit.
Wilayah kekuasaan kerajaan Kediri sama luasnya dengan saat raja Airlangga berkuasa.
Dibidang kebudayaan juga mengalami kemajuan. Beberapa karya sastra yang terkenal pada masa kerajaan Kediri seperti; kitab Baratayuda yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, kitab ini menggambarkan kemenangan kerajaan Panjalu (Kediri) atas kerajaan Jenggala. Perang saudara itu digambarkan seperti perang saudara antara Pandawa dan Kurawa.
Kitab Kresnayana Kitab ini ditulis oleh Mpu Triguna pada zaman raja Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini. Kitab Smaradahana dan kitab Lubdaka.
Berakhirnya Kerajaan Kediri
Kediri mengalami kemunduran ketika pada masa raja Kertajaya. Kertajaya atau Dandang Gendis tidak disukai oleh rakyat terutama golongan pendeta atau kaum Brahmana. Pertentangan ini disebabkan oleh Kertajaya yang berlaku sombong dan berani melanggar adat. Kaum Brahmana kemudian mencari perlindungan kepada Ken Arok yang merupakan penguasa di Tumapel. Tumapel saat itu merupakan wilayah yang berada dalam kekuasaan Kediri (setingkat Kabupaten).
- Baca Sejarah Kerajaan Singasari
- Baca Ken Arok dan Keris Mpu Gandring
Mendapat dukungan kaum Brahmana, Ken Arok yang dari dahulu bercita-cita ingin menjadi raja akhirnya pada tahun 1222 Masehi melakukan serangan ke kerajaan Kediri, peristiwa ini dikenal dengan istilah “Peristiwa Ganter”, yang diambil dari nama desa tempat peperangan berlangsung.
Kekuatan Kediri yang mulai melemah akhirnya tidak sanggup menahan serangan dari Ken Arok dan akhirnya Kediri berhasil dikuasai oleh Ken Arok. Kemudian, Ken Arok mendirikan sebuah kerajaan yang diberi nama dengan Singasari dan Kediri menjadi negeri bawahan dari Singasari.
Sumber:
- Kemdikbud. 2014. Sejarah Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta:Kemdikbud. *
Makasih sejarah prasastinya
BalasHapus