Negara Indonesia merupakan negara dengan populasi pemeluk agama Islam terbesar di Dunia. Agama Islam mudah diterima oleh orang Indonesia dikarenakan:
1. Syarat masuknya Islam cukup mengucapkan dua kalimat sahadat
2. Ritual ibadah agama Islam sederhana
3. Tidak adanya perbedaan antar ras, golongan daerah dan lainnya.
Kedatangan agama Islam ke Indonesia mempunyai sejarah yang panjang. Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya agama Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Hal tersebut muncul karena belum adanya kesatuan pendapat antara para ahli sejarah mengenai proses awal penyebaran yang didasarkan atas bukti-bukti sejarah adanya masyarakat Islam, kerajaan Islam, dan kedatangan para pedagang Islam ke Indonesia, hingga bisa mengalahkan kebudayaan dan agama yang telah ada sebelumnya, yakni Hindu dan Budha.
A. Teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia
Berbagai teori pun berkembang dengan disertai bukti dan fakta pendukung masing-masing teori. Berikut teori masuknya agama Islam ke Indonesia.
Gambar Ilustrasi Teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia
Sumber. 3bp.blogspot.com/skgjiejkdf0djekjfd9dfd-sfdj.jpg
Teori Gujarat
Menurut teori Gujarat, agama Islam masuk ke kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat, India terjadi sekitar abad ke 13 Masehi atau abad ke 7 H. Teori Gujarat banyak didukung oleh sarjana dari Barat terutama negeri Belanda seperti; Snouck Hurgonje, dan J. Pijnapel.
Gambar. Snouck Hurgonje
Sumber. Penarevolusi.files.wordpress.com/2012/04Snouck-Hurgonje.jpg
Menurut Snouck Hurgonje agama Islam di Indonesia berasal dari Gujarat didasarkan pada letak Gujarat yang berada di India bagian Barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya yang strategis, yaitu berada dijalur perdagangan antara Timur dan Barat.
Dalam bukunya berjudul L’arabie et Les Indes Neerlandaises, Snouck menjelaskan bahwa teori Gujarat didasarkan pada peranan orang-orang gujarat yang telah membuka hubungan dagang dengan Indonesia sebelum pedagang Arab.
Senada dengan itu J. Pijnapel juga berpendapat dan didukung oleh Snouck Hurgonje dan J.P. Moqueta tahun 1912 menyatakan bahwa di Pasai, Aceh ditemukan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 Masehi dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan Gresik memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat, India.
Gambar. Nisan Tralaya Kawi 1379 Kawi
Sumber. Encrypted-tbn1.gstatic.com
J.P. Moqueta berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah balajar kaligrafi khas Gujarat.
Namun belakangan, teori Gujarat mendapat bantahan dari beberapa ahli sejarah. Seperti sejarawan Azyumardi Azra. Azyumardi Azra menjelaskan bahwa Gujarat dan kota-kota di anak benua India hanya tempat persinggahan bagi pedagang Arab sebelum melanjutkan perjalanan ke Asia Tenggara dan Asia Timur. Selain itu, pada abad XII-XIII Masehi wilayah Gujarat masih dikuasai pengaruh Hindu yang kuat.
Selain itu kelemahan teori Gujarat juga ditunjukan dari perbedaan mazhab yang berkembang di Pasai dan di Gujarat. Di Pasai berkembang mahzab Syafii, sedangkan di Gujarat berkembang mazhab Hanafi.
Teori Persia
Teori yang kedua ialah teori Persia. Pencetus sekaligus pendukung teori ini seperti Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat. Teori Persia menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi adalah Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia (Iran saat ini).
Teori Persia didasarkan atas beberapa kesamaan budaya / tradisi Islam yang ada di Indonesia dengan di Persia (Iran). Contohnya seperti tradisi peringatan hari Asyura dan peringatan Tabut.
Gambar. Tradisi Tabot di Pariaman
Sumber. Kotawisataindonesia.com/wp-content/uploads/2013/08/suasana-kemeriahan-upacara.jpg
Teori Persia sempat diterima sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli sejarah. Akan tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
Teori Mekkah
Teori yang ketiga ialah Teori Arab atau Teori Makkah. Teori Mekah menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung pada abad ke 7 Masehi. Agama Islam dibawa oleh musafir Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia.
Gambar. Haji Abdullah Malik Karim Amrullah
Sumber. https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?1=tbn
Bukti utama masuknya agama Islam ke Indonesia berasal dari Arab ialah pertama, telah ada perkampungan Musli khas dinasti Ummayyah di Pantai Timur Sumatera. Kedua, Mahzab Syafii yang berkembang di Samudra Pasai ialah sama yang dengan yang berkembang di Arab dan Mesir. Dan ketiga, gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai merupakan gelar yang lazim dijumpai di Mesir.
Dari ketiga teori itu, saat ini teori yang dianggap paling kuat ialah teori Islam berasal dari Arab atau Mekkah. Kelemahannya teori Mekkah terletak pada kurang fakta dan bukti yang menjelaskan peran bangsa Arab dalam menjelaskan penyebaran agama Islam di Indonesia. Meskipun demikian teori yang lain, baik teori Gujarat dan Persia juga tidak dapat dikatakan teori ini tidak benar.
B. Saluran atau Media Penyebaran Agama Islam di Indonesia
1. Perdagangan
Para pedagang menjalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir dan perlahan-lahan masuk ke lingkaran pusat istana.
2. Perkawinan
Para pedagang menikah dengan perempuan pribumi, putra-putri para bangsawan (adipati) dan bahkan dengan anggota keluarga kerajaan.
3. Pendidikan
Para ulama dan mubalig menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren di berbagai daerah.
4. Tasawuf
Ajaran ini mudah berkembang, terutama di Jawa.
5. Dakwah
Penyebaran Islam tidak dapat dilepaskan dari peranan para wali. Ada sembilan wali yang menyebarkan Islam dengan cara berdakwah, yang disebut juga Walisongo.
6. Kesenian
Agama Islam juga disebarkan melalui kesenian, seperti wayang (oleh sunan Kalijaga), Gamelan (oleh sunan Bonang). kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak hilang tetapi berakulturasi.
7. Politik
Menjadi sarana Islamisasi di Indonesia, dalam hal ini raja memiliki peranan besar dalam islamisasi ketika raja memeluk Islam, rakyat akan mengikuti karena rakyat sangat patuh kepada raja.
Demikian ulasan mengenai sejarah teori masuknya agama Islam ke Indonesia dan mendia penyebaran agama Islam di Indonesia. Salam Jas Merah! [rs]
Kata Kunci: Teori masuknya Islam ke Indonesia. Pengertian teori Gujarat, Persia dan Mekah. Tradisi Tabot. Bukti Islam dari Mekkah.
oOo
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih banyak atas informasi nya, Sangat membantu artikel nya. Teruslah sebar kebaikan dijalan allah swt.. jangan lupa share and kunjungi juga website mp3 kami di http://eskymp3s.wapque.com semoga sukses slalu ya gan.
BalasHapus