Pengertian Pancasila Secara Etimologis

Penerimaan CPNS /  PPPK tahun 2023 sebentar lagi nih, Yuk persiapkan dirimu. Salah satu materi yang diujikan dalam seleksi penerimaan CPNS/PPPK terkait tentang Pancasila.

Pada materi ini kita akan belajar bagaimana pengertian Pancasila secara etimologis.

1. Bahasa Sanskerta India
Secara etimologis pancasila berasal dari bahasa Sanskerta India yaitu Panca yang artinya lima dan syila vokal i pendek berarti batu sendi, alas atau dasar. Sementara syiila  dengan vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh.

Dapat kita simpulkan Pancasila berarti berbatu sendi lima atau dasar yang memiliki 5 unsur.

2. Menurut Kitab Tripitaka
- Suttha Pitaka
Sutta Piṭaka adalah bagian kedua dari tiga bagian Tipitaka, kitab suci agama Buddha. Sutta Piṭaka berisikan lebih dari 10.000 sutta (ajaran) berisikan khotbah-khotbah, dialog dan tanya jawab Buddha Gautama dengan para siswa, petapa maupun orang lain.

Isi Suttha Pitaka terdiri atas 5 kumpulan (nikaya) atau buku, yaitu:

  1. Digha Nikāya (dīghanikāya), Kumpulan Diskusi-diskusi Panjang.
  2. Majjhima Nikāya, yang memiliki panjang sedang.
  3. Saṁyutta Nikāya (saṃyutta-)
  4. Anguttara Nikāya (aṅguttara-)
  5. Khuddaka Nikāya

- Abhidama Pitaka
Abhidhamma berarti ‘metafisika’, bukan filsafat yang sistematis, melainkan penyajian khusus tentang Dhamma seperti terdapat dalam Sutta-Pitaka. Pada umumnya, isinya terdapat dalam sutta-sutta, akan tetapi diuraikan dalam bagian ini dalam bentuk tanya-jawab yang terperinci.

Kebanyakan bersifat kejiwaan dan logika; di dalamnya, ajaran-ajaran pokok tidak dibahas tetapi diterima sebagaimana adanya.
1. Dhammasangani.
     “Perincian dhamma-dhamma”, yakni unsur-unsur atau proses-proses batin.
2. Vibhanga.
     “Perbedaan atau penetapan”. Pendalaman mengenai soal-soal di atas.
3. Dhatukatha.
    “Pembahasan mengenai unsur-unsur”. Mengenai unsur-unsur batin dan hubungannya dengan kategori lain.
4. Puggalapaññatti.
    “Penjelasan mengenai orang-orang”, terutama menurut tahap-tahap pencapaian mereka sepanjang Jalan.
5. Kathavatthu.
“Pokok-pokok pembahasan”, pembahasan dan bukti-bukti kekeliruan dari berbagai sekte (aliran -aliran).
6. Yamaka.
    “Kitab pasangan”, yang oleh Geiger disebut logika terapan. Pokok masalahnya adalah psikologi dan uraiannya disusun dalam pertanyaan-pertanyaan berpasangan.
7. Patthana.
    “Kitab hubungan”, analisa mengenai hubungan-hubungan (sebab-sebab dan sebagainya) dari benda-benda dalam dua puluh empat kelompok.
Panatipada veramani sikhapadam samadiyani: Jangan membunuh
3. Five Moral Principles, menurut Buddha:
  1. Panatipada veramani sikhapadam samadiyani: Jangan membunuh
  2. Dinna dana veramani sikhapadam: jangan mencuri
  3. Kameshu micchacara veramani sikhapadam samadiyani: Jangan berzina
  4. Musawada veramani sikhapadam samadiyani: Jangan berbohong 
  5. Surya meraya masjja pamada tikana veramani: Jangan mabuk
4. Syair Pujian Empu Prapanca dan Empu Tantular
Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk istilah Pancasila dimasukkan dalam kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca. Dalam buku tersebut dituliskan “Yatnanggegwani Pancasyiila Kertasangskarbhisekaka Krama” yang artinya Raja menjalankan ke lima pantangan (Pancasila) dengan setia.

Syair Pujian Empu Prapanca, sarga 53 bait ke-2, yang berbunyi sebagai berikut 'Yatnaggegwani Pancasyiila Kertasangkarbhisekaka krama' berarti lima pantangan berupa:
  1. Mateni     : Membunuh
  2. Maling     : Mencuri
  3. Madon     : Berzina
  4. Mabok     : Mabuk
  5. Main        : Berjudi
Istilah Pancasila juga dapat kita jumpai dalam sebuah kitab Sutasoma karya Empu Tantular. Dalam buku itu terdapat istilah Pancasila yang diartikan sebagai pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama), yaitu:
  1. Tidak boleh melakukan kekerasan
  2. Tidak boleh mencuri
  3. Tidak boleh berwatak dengki
  4. Tidak boleh berbohong
  5. Tidak boleh mabuk minuman keras.
Sumber.
  • Abhidhamma Pitaka. Diakses dari laman https://samaggi-phala.or.id/tipitaka/abhidhamma-pitaka/

0 Response to "Pengertian Pancasila Secara Etimologis"

Posting Komentar