Permulaan Perdagangan Belanda Di Indonesia

Pertengahan pertama abad XVI, keadaan Belanda masih tetap seperti keadaan abad-abad sebelumnya. Pelayaran yang diselenggarakan masih berkisar antara Eropa Utara dengan Eropa Selatan. Pelabuhan-pelabuhan di negeri Belanda masih berfungsi sebagai tempat pemberhentian dan pemuatan barang-barang ke kapal. Dalam lapangan perdagangan internasional, kota Antwerpen menempati peran yang penting. Sepanjang abad XVI kota ini merupakan kota perdangan alam pelayaran Eropa. Perkembangan Antwerpen mengalami kemajuan yang pesat sesudah kota-kota Industri seperti Brugge, Gent, dan leperen jatuh. Letaknya yang sangat strategis menjadikan kota Antwerpen berkembang dalam waktu yang singkat dan dapat bertahan lama. Keuntungan yang diperoleh dari kota ini bukan saja dari keuntungan barang-barang perdagangan Internasional, tetapi juga dari bursa-bursa dan bank-bank yang dimilikinya.

 Kota Antwerpen Masa Kini
 
Kapal-kapal dari berbagai bangsa datang ke Antwerpen membawa barang-barang yang berasal dari Cadiz, Lisabon, Inggris, dan juga dari daerah laut Timur. Di samping rempah-rempah, di kota ini terdapat juga anggur yang berasal dari Perancis, kain wool yang berasal dari Inggris dan Spanyol. Ekspor terpenting Antwerpen adalah laken. Hampir semua perdangan besar Eropa memiliki kantor dangan (factory) sebagai perwakilan di kota ini. Cara-cara  perdangan lama dengan menunjukkan semua barang dagangan sudah tidak lagi digunakan. Pedagang mengadakan transaksi jual beli dengan menunjukkan contoh-contoh (monster) saja, dan untuk melayani pembayaran dilayani oleh bursa. Demikian pula bank-bank dan badan-badan asuransi mempunyai peranan yang sangat penting. Persekutuan-persekutuan dagang yang baru banyak didirikan. Tata buku sistem italia banyak diterapkan dalam perusahaan-perusahaan perdagangan kota ini.

Ketika terjadi perselisihan antara Belanda dengan Spanyol, Antwerpen memihak kepada Belanda. Ketika Belanda mengalami kekalahan dalam perang 80 tahun pada tahun 1585, Belandan kemudian menutup sungai Schelde. Akibatnya kota Antwerpen menjadi kota mati. Banyak bankir Italia yang kemudian pindah ke London dan banyak pula pedangang-pedagang yang pindah ke Amsterdam. Sejak itulah pedangang-pedagang Belanda melakukan aktivitas perdangangan di Amsterdam.

Dasar utama usaha perdagangan kota Amsterdam adalah pelayaran laut di Laut Timur dengan berbagai wilayah Eropa. Kapal-kapal Belanda menguasai kira-kira 50-60% pengangkutan di Laut Timur dan kebanyakan berasal dari Amsterdam. Peran mereka dalam perdangangan, internasional adalah sebagai pengangkut barang. Kapal-kapal mereka mengambil gandum dari Danzig dan kota-kota lain sepanjang Laut Timur. Mereka mengambil besi dan kayu dari Swedia. Sebaliknya kapal-kapal tadi mensuplai Eropa Utara dengan ikan, daging, garam, anggur, barang-barang tekstil, dan rempah-rempah. Sebenarnya jenis barang dagangan secara kualitatif masih sama seperti zaman pertengahan, hanya saja pada abad XVI ini perdagangan dilaksanakan secara besar-besaran. Walaupun pada saat pemerintah Belanda sedang terlibat perang melawan Spanyol, tetapi mereka masih melayani negara-negara tersebut untuk jenis bahan makanan dan kebutuhan perang. Berdagang dengan pihak yang sedang bermusuhan dengan pemerintahnya pada waktu itu tidak dipandang sebagai pengkhianatan kepada negara. Bagi negara, yang penting pada waktu itu adalah bahwa para pedangang tetap membayar pajak kepada pemerintah. Dari hasil pajak tersebut negara/ pemerintah dapat membiayai perang yang dilakukkan.

 Belem Tower - Lisabon, dibangung sebagi pintu gerbang masuk pelabuhan
 
Pada akhir abad XVI pedangang-pedangan Belanda mulai mengadakan pelayaran di Laut Tengah. Dalam tahun 1580 terjadi perubahan politik akibat dikalahkannya Portugal oleh Spanyol. Pada waktu itu Spanyol sedang bermusuhan dengan Belanda. Akibatnya pedagang-pedagang Belanda menghadapi kesukaran dalam perdagangan, dalam hubungan dengan Lisabon. Para pedangan Belanda akhirnya merasa perlu untuk menemukan sendiri jalan menuju ke dunia Timur, ke daerah sumber barang-barang yang sebelumnya dapat diperoleh di Lisabon. Untuk menuju ke dunia Timur (India), terdapat empat alternatif yang mungkin dapat ditempuh, yaitu:
  1. Mengelilingi benua Afrika.
  2. Melalui jalan yang pernah dilalui oleh Magelhaens, yaitu mengitari Amerika Selatan.
  3. Melalui jurusan barat laut, melalui sebelah utara kanada.
  4. Mengambil jurusan Timur Laut, melalui sebelah Utara Siberia.
Kondisi-kondisi objektif yang dimiliki oleh para pedangan Belanda sebagai dorongan untuk menemukan jalan menuju ke Timur (Hindia) adalah:
  1. Modal yang mereka miliki sebagai keuntungan perdangangan Laut Timur sudah cukup kuat untuk mengadakan penjelajahan ke dunia Timur. Dengan menemukan jalan serta mendapatkan barang-barang dagangan di negeri asal (daerah produsen), maka dapat diharapkan keuntungan yang lebih besar.
  2. Syarat-syarat teknis sudah terpenuhi untuk melakukkan penjelajahan samudra. 
  3. Sejak tahun 1594 pedangan-pedangan Belanda dilarang melakukan kegiatan dagang di Lisabon melalui dekrit yang dikeluarkan oleh raja Pilipus II dari Spanyol. Tujuan dikeluarkan dekrit ini adalah mematikan sumber perekonomian Belanda, sehingga tidak mampu membiayai perangnya melawan Spanyol.
Sesudah ekspedisi yang dipimpin oleh Heemscherck dan Barents melalui Siberia mengalami kegagalan, maka pedagang-pedangang memusatkan perhatiannya untuk menggunakan jalan laut, seperti yang ditempuh oleh orang-orang Portugis, yaitu mengelilingi benua Afrika mengarungi Samudra Atlantik.

Portugis yang sudah terlebih dahulu datang ke Asia menguasai lautan hindia dan teluk persia hingga selat malaka tidak menghendaki bangsa Eropa lain mendekati wilayah kekuasaanya. Oleh karena itu, pedagang-pedagang Belanda berlayar menjauhi daerah-daerah yang membentang di Lautan Hindia. Itulah sebabnya pedagang-pedagang Belanda setelah dari ujung selatan benua Afrika langsung menuju ke Jah'a yang belum diduduki Portugis. Mereka tidak singgah di Afrika timur, Teluk Aden, Teluk Persia, pelabuhan-pelabuhan India untuk beristirahat dan menambah perbekalan.

Bersambung ke Permulaan Perdangangan Belanda di Indonesia II

0 Response to "Permulaan Perdagangan Belanda Di Indonesia"

Posting Komentar