Rempah-rempah merupakan barang dagangan utama saat itu. Bangsa Eropa tidak ingin bergantung pada pedagang-pedagang Islam di Timur Tengah dalam mendapatkan rempah-rempah. Usaha untuk mendapatkan rempah-rempah ke dunia Timur dimulai oleh bangsa Portugis tahun 1486 saat Bartoholomeus Diaz menemukan ujung Afrika Selatan.
Usaha untuk mendapatkan rempah-rempah diteruskan oleh Vasco da Gama yang tiba di India pada tahun 1498. Menyadari bahwa asal rempah-rempah bukan dari India bangsa Portugis meneruskan ekspedisinya dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque sehingga sampai dan berhasil menguasai Malaka tahun 1511. Sultan Malaka saat itu Mahmud Syah menyingkir ke Bintan dan kemudian menjadi Kerajaan Johor.
Gambar. Alfonso de Albuquerque Sumber Gambar: http://static.newworldencyclopedia.org/b/bd/ Afonso_de_Albuquerque_2.jpg |
Malaka yang dikuasai oleh Portugis pada tahun 1511, telah membawa hikmah tersendiri bagi Aceh. Pasca dikuasaina selat Malaka oleh Portugis banyak para pedagang yang menyingkir ke wilayah Aceh, sehingga wilayah Aceh bertambah ramai oleh kegiatan perdagangan. Kemajuan Aceh ini dipandang oleh Portugis sebagai bentuk ancaman, karena itu Portugis berusaha menguasai wilayah Aceh. Portugis berusaha beberapa kali menyerang Aceh namun berakhir dengan kegagalan.
Portugis terus berusaha berbagai cara berupaya untuk melemahkan kekuatan Aceh dengan menganggu dimanapun kapal-kapal dagang Aceh berada. Seperti yang terjadi pada tahun 1524/1525 saat kapal-kapal dagang Aceh sedang berlayar di Laut Merah diburu oleh kapal-kapal Portugis untuk ditangkap. Oleh karena itu, tindakan-tindakan Portugis telah mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh. Sebagai persiapan Aceh melakukan langkah-langkah antara lain:
- Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit.
- Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567.
- Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.
Referensi Artikel;
- Edhie Wurjantoro. 1996. Sejarah Nasional dan Umum 1 untuk Sekolah Menengah Umum kelas 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Hal. 181.
***
Pu. Kulon Progo, 2 September 2016
0 Response to "Sejarah Aceh Versus Portugis"
Posting Komentar