Begini Sejarahnya Tanggal 25 November Diperingati Hari Guru Nasional
Selamat hari Guru Nasional yang ke 78 tahun kepada Bapak dan Ibu guru yang telah mendidik generasi penerus bangsa yang berada dimanapun, dari Sabang hingga Merauke. Namun, tahukah kamu bagaimana sejarahnya tanggal 25 November ditetapkan sebagai hari guru nasional?.
Sejarah perserikatan guru dimulai ketika pada akhir tahun 1911 salah seorang Pengurus Besar Budi Utomo yaitu Dwidjosewojo mulai memikirkan suatu wadah untuk memperjuangkan nasib guru, sehingga dibentuklah Perserikatan Guru Hindia Belanda (PGHB).
PGHB terdiri dari Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. PGHB mendapatkan badan hukum dari Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 18 Desember 1912.
Pada kongres pertamanya di kota Magelang tanggal 12 Pebruari 1912, terbentuklah kepengurusan besar PGHB. Bersama dengan kongres tersebut dibentuk juga perusahaan asuransi jiwa nasional yang pertama, Onderlinge Levensverzekering Maatschappij P.G.H.B., disingkat O.L. Mij. PGHB yang kemudian hari menjadi Asuransi Jiwa Bumipoetra (AJB Bumipoetra).
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sudah lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia.
Perubahan PGHB ke PGI
Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Melalui perubahan nama, PGI pun menjadi lebih nasionalis, memperkuat semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia bersama para guru.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan.
Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
- Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
- Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
- Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia.
Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.
Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.
Semoga PGRI, guru, dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Referensi:
- https://www.sdn7muntok.sch.id/read/108/sejarah-singkat-lahirnya-pgri-persatuan-guru-republik-indonesia
- https://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/perserikatan-guru-hindia-belanda-pghb-sebagai-wadah-organisasi-guru-bumi-putera-pada-masa-pemerintahan-hindia-belanda-1911-1933/. ***
0 Response to "Begini Sejarahnya 25 November Diperingati Hari Guru Nasional"
Posting Komentar