Pengertian Adat Melayu
Pengertian adat secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kebiasaan yang mewujud menjadi norma, kaedah, ketentuan, peraturan, nilai, disertai upacara-upacara yang mengikutinya, tidak tertulis dan berlaku serta menjadi pedoman secara turun temurun dari generasi ke generasi oleh masyarakat pendukungnya. Adat Melayu Riau merujuk kepada pengertian di atas pada dasarnya adalah sama dan khususnya menyangkut masyarakat pendukung kebudayaan melayu dan disini ialah mereka yang berdiam di Propinsi Riau. Tradisi ialah kebiasaan yang turun temurun yang dimulai dari paling sederhana sampai mewujud menjadi adat yang dapat dibedakan menjadi adat sebenar adat, adat yang teradat, dan adat yang diadatkan.
Tinggkatan Adat Melayu Riau
Adat Melayu mengenal tiga tingkatan adat (Tenas Effendi, 1951) yaitu Adat sebenar Adat, Adat yang diadatkan, Adat yang teradat.
Adat sebenar Adat yaitu adat yang bersumber dari Syarak atau aturan agama Islam, menurut kitab Al-Qur'an dan Hadis. Dari pengertian ini dikenai ungkapan Syarak mengata, Adat memakai, Biar mati anak asal tidak mati adat.
Lebih lanjut tertuang dalam ungkapan:
Adat tak lekang oleh panas,
Tak lapuk oleh hujan,
Berwaris kepada nabi,
Berkhalifah kepada Adam dan
Berinduk kepada ulama.
Adat Yang Diadatkan yaitu Adat yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan bersama atau ketetapan dari raja atau penguasa. Adat ini dapat dan boleh berubah melalui mufakat atau dicabut oleh penguasa, dan tidak boleh menyimpang dari Adat sebenar Adat, ungkapanya sekali air bah, sekali tepian pindah.
Lebih lanjut ungkapannya berbunyi:
Adat yang turun dari raja,
Adat yang tumbuh dari datuk,
Adat yang cucur dari penghulu,
Adat yang lahir dari mufakat,
Putus mufakat ia berobah.
Adat Yang Teradatkan yaitu kebiasaan yang lambat laun mentradisi di dalam masyarakat dapat ditetapkan tidak berdasarkan kepada keputusan dan mufakat, atau atas kehendak pihak penguasa secara resmi.
Bentuk-Bentuk Adat Melayu Riau
Bentuk-bentuk adat terdiri dari adat melayu Riau kepulauan dan pesisir, adat melayu darat. Adat melayu kepulauan dan pesisir atau adat melayu syara' atau adat raja-raja atau ketemanggungan mempunyai motto; adat bersendi syara' atau adat ialah syara' semata. Ungkapannya ialah raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah. Adat melayu darat atau adat perpatihan nan sabatang mempunyai motto adat bersendi syara', syara' bersendi kitabullah. Adat melayu darat ini dipimpin oleh para pemangku adat bergelar datu atau orang gedang dan dikenal majelis konfederasi orang gedang di kuantan singingi. Majelis ini mempunyai wewenang mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dari unsur-unsur pemuka masyarakat yang dikenal tali tiga sepilin atau di kampar dikenal istilah negeri tali berpilin tiga.
Referensi Artikel:
Aziz, Maleha & Asril. 2007. Sejarah Kebudayaan Melayu. Pekanbaru. Cendekia Insani.
Aziz, Maleha & Asril. 2007. Sejarah Kebudayaan Melayu. Pekanbaru. Cendekia Insani.
EFA datang, silahturohmi sekaligus membaca artikel tentang budaya riau, makasih dah peduli dengan budaya indonesia
BalasHapusIya om. Terimakasih sudah mampir d blog sederhana ini.
HapusSalam kenal om.
Jelaskan beserta beri contoh perjanjian pemegangan dan perjanjian pemeliharaan dalam adat melayi riau.
BalasHapusTrima kasih