Sejarah Kerajaan Funan

Funan merupakan kerajaan pertama di kawasan Asia Tenggara yang berpusat di hilir sungai Mekong, Kamboja dengan Ibu Kotanya di Wijayapura (Wyadhapura), diperkirakan berdiri abad pertama Masehi, tahun 220 hingga 627.[1]
Peta Kerajaan di Asia[3]

Kerajaan Funan mencapai puncak kejayaannya menjadi suatu empayar yang menguasai wilayah luas di Asia tenggara pada masa kekuasaan Raja Agung (Fan Shih-man), yang berkuasa pada abad ke 3 Masehi.

Kerajaan Funan merupakan kerajaan Hindu kuno di kawasan Asia tenggara yang untuk pertamakalinya menerima pengaruh India. Funan diperintah oleh raja-raja yang mempunnyai nama-nama sansekerta. Menurut ahli sejarah kekuasaannya terbentang di hilir sungai mekong, selatan Vietnam, lembah tengah Mekong, lembah Chao Praya dan Semenanjung Tanah Melayu.[2] 

Sejarah Berdirinya Funan
Bukti keberadaan kerajaan Funan bisa didapat dari sumber-sumber Cina dan artefak yang ditinggalkan kerajaan Funan seperti catatan-catatan pada prasasti yang ada. Sumber pertama yang bisa digunakan untuk merujuk keberadaan kerajaan Funan ialah melaui sumber-sumber Cina.

Informasi awal keberadaan Funan dapat diperoleh dari berita yang ditulis oleh utusan Cina (K'ang T'ai & Chu Ying) yang melawat ke negeri Funan pada abad ke-3 Masehi. Ia menceritakan Houen-Chen (Hun-T'ien) atau dalam bahasa sansekerta Kaundinya (pendiri kerajaan Funan), bahwa beliau datang dari India atau sekitar pulau-pulau Selatan. Kemudian Kundinnya mengawini putri seorang pemerintah setempat yang beranama Liu-Yeh (Daun Teratai).

Sebelum kedatangan Kaundinya penduduk Funan masih sangat sederhana, penduduk tidak mengenakan pakaian (telanjang), barulah setelah kedatangan Kaundinya mulai mengenakan pakaian, namun hanya sebatas golongan perempuannya, setelah mendapat kunjungan K'ang T'ai baru golongan laki-laki mulai mengenakan pakaian. Karena kecakapan dan kepandaiannya ia kemudian mendirikan kerajaan Funan dan menjadi Raja pertamanya.

Kerajaan Funan merupakan kerajaan Agraria, rakyatnya banyak bercocok tanam.


Runtuhnya Kerajaan Funan
Secara umum runtuhnya kerajaan Funan disebabnya beralihnya rute perdagangan Internasional dari jalur sutra ke jalur laut. Jalur sutra yang dahulunya melewati Asia tengah dengan pelabuhan-pelabuhan Funan menjadi tempat transit bagi perdagangan, kini mulai ditinggalkan.


Dinasti Chin saat itu yang menguasai China mulai memberi perhatian yang besar terhadap jalur laut, mereka mulai mengembangkan dan membangun kapal-kapal layar yang lebih baik sehingga kerajaan Chin berjaya melalui jalan laut. Jalur laut yang saat itu melintasi Laut China Selatan terus ke Borneo (Kalimantan), Laut Jawa dan Sunda, dianggap lebih praktis bagi perdagangan untuk menembus langsung ke China tanpa transit ke pelabuhan-pelabuhan Funan.


Akibatnya dengan perdagangan yang lasung menghubungkan ke China itu telah melumpuhkan kegiatan pengangkutan darat melewati negeri Funan. Dengan tidak melintasi wilayah itu, Funan telah ditinggalkan, mengakibatkan pemerintaha Funan mengalami kerugian besar, akibat tidak adanya pemasukan dari bea cukai.

Daftar Rujukan:            
[1]. Ahmad Jaelani Halimi. Sejarah Tamadun Bangsa Melayu. Penerbit Unipress Printer SDN BHD. Selangor.
[2]. Ibid. p. 61.
[3]. Histomil.com, Kingdom of Funan.

0 Response to "Sejarah Kerajaan Funan"

Posting Komentar