Klasifikasi Manusia Purba di Indonesia Jenis Pithecanthropus

Pada postingan kali ini edusejarah.blogspot.com akan membagikan materi bahan ajar mata pelajaran Sejarah Indonesia (wajib) kelas X semester 1 dengan materi pokok Klasifikasi Manusia Purba di Indonesia Jenis Pithecanthropus. Bahan ajar ini edusejarah.blogspot.com rangkum dari berbagai sumber. 

Diharapkan dengan adanya bahan ajar ini dapat membantu guru sejarah dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Di dalam penelitian kehidupan masyarakat pra-aksara, Pulau Jawa menduduki tempat yang penting dalam penemuan fosil-fosil manusia purba. Penemuan pertama fosil Pithecanthropus Erectus oleh Eugene Dobois dan fosil-fosil lainnya di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo menyebabkan pulau Jawa terkenal di kalangan pakar kepurbakalaan dunia. Fosil-fosil yang ditemukan diberbagai situs arkeologi yang tersebar di Pulau Jawa itu terdapat disemua lapisan plestosen sehingga dapat menunjukkan perkembangan fisik (evolusi) manusia pra-aksara. Peninggalan manusia pra-aksara untuk sementara ini yang paling banyak ditemukan berada di pulau Jawa. Meskipun dipulau lain juga ada, tetapi para peneliti belum berhasil menemukan tinggalan tersebut atau masih sedikit yang berhasil ditemukan, misalnya di Flores. 

Pithecanthropus
Fosil Pithecanthropus merupakan jenis fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil-fosilnya banyak ditemukan pada lapisan pleistosen bawah (daerah Jetis) dan tengah (daerah Trinil). Pithecanthropus hidup secara berkelompok dan diperkirakan hidup dengan cara berburu atau menangkap ikan serta mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Untuk mendapatkan makanan tersebut jenis Pithecanthropus masih menggunakan peralatan hidup dari batu berupa kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, pahat dari batu serta memakan segala jenis makanan. Namun, tidak ditemukan tanda-tanda makanan tersebut telah diolah dan dimasak lebih dahulu sebelum dimakanan. Sehingga, jenis Pithecanthropus memakan makanan secara mentah-mentah. 

Seorang peneliti manusia purba yaitu Eugene Dobois mengatakan dalam penelitiannya jenis Pithecanthropus memiliki volume otak sekitar 900 cc. Sebagai perbandingan, volume otak manusia saat ini memiliki volume otak di atas 1.000 cc dan volume otak kera berukuran 600 cc. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa volume otak jenis makhluk ini diantara manusia dan kera sehingga dinamakan Pithecanthropus yang artinya manusia kera.
Gambar Eugene Dubois
Sumber gambar : Canonvanlimburg.nl

Penemuan fosil Pithecanthropus sangat banyak ditemukan dan bervariasi sehingga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Pithecanthropus Erectus
Pada tahun 1890 sampai 1892 di Kedungbrurus, Madiun dan Trinil, Ngawi seorang peneliti bernama Dr. Eugene Dubois berhasil menemukan sebuah fosil berupa tulang rahang bawah, tempurung kepala, geraham atas dan bawah.

Nama manusia purba ini berasal dari tiga kata, yaitu pthecos yang berarti kera, anthropus berarti manusia, dan erectus yang berarti tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus berarti "manusia kera yang berjalan tegak".

Adapun ciri-ciri Pithecanthropus Erektus ialah:
- Volume otaknya lebih besar daripada kera, tetapi lebih kecil dari manusia modern hari ini.
- Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.
- Tinggi badan berkisar 167 - 170 cm dengan berat badan 100 kg.
- Berjalan tegak.
- Makanan masih kasar dengan sedikit pengolahan.
- Hidupnya diperkirakan satu juta tahun yang lalu.

b. Pithecanthropus Mojokertensis
Pada tahun 1936, telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba oleh Weidenreich di desa Jetis, Mojokerto. Fosil tersebut diberi nama Pithecanthropus Robustus, sedang Von Koenigswald menyebutnya Pithecanthropus Mojokertensi di karenakan ditemukan di daerah Mojokerto. 

Jenis Pithecanthropus Mojokertensis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Badan tegap, tetapi tidak seperti Meganthropus.
- Tinggi badannya 165 - 180 cm.
- Tulang rahang dan geraham kuat serta bagian kening menonjol.
- Tidak mempunyai dagu.
- Volume otak belum sempurna seperti jenis homo, yaitu 750 - 1300 cc.
- Tulang atap tengkorak tebal dan berbentuk lonjong.
- Alat pengunyah dan toto tengkuk sudah mengecil.
  
c. Pithecanthropus Soloensis
Pada tahun 1931 sampai 1934 beberapa peneliti seperti G.H.R. Von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar mengadakan penelitian di lembah sungai Bengawan Solo. Penelitian tersebut menghasilkan penemuan pertama di Ngandong, Blora berupa fosil Pithecanthropus Soloensis. Dinamakan Pithecanthropus Soloensis artinya manusia kera dari Solo. Kemudian ditemukan lagi di Sangiran jenis Pithecanthropus yang diperkirakan hidup pada 900.000 hingga 200.000 tahun yang lalu. Adapun ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis adalah memiliki tengkorak lonjong, tebal, padat dan memiliki rongga mata yang sangat penjang.

Demikian klasifikasi manusia purba jenis Pithecanthropus di Indonesia. Semoga tulisan ini bisa membantu guru maupun siswa dalam mempelajari pelajaran Sejarah Indonesia.

Baca Klasifikasi Manusia Purba di Indonesia Jenis Meganthropus


Referensi Tulisan
- Hapsari, Ratna & M. Adil. 2015. Sejarah Kelompok Wajib untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
- Herimanto & Eko Targiyatmi. 2015. Sejarah Pembelajaran Interaktif I untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Mata Pelajaran Wajib. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
- Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia Buku Guru SMA/MA, SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia Buku Siswa SMA/MA, SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
***
Po. Wates, 02 Juni 2016

0 Response to "Klasifikasi Manusia Purba di Indonesia Jenis Pithecanthropus"

Posting Komentar