Sejarah Benteng Peninggalan Inggris Terkuat di Nusantara

Bagi anda yang sedang berkunjung ke Provinsi Bengkulu sempatkan untuk mengunjungi tempat wisata sejarah. Salah satunya ialah benteng peninggalan penjajahan Inggris, Benteng Marlborough di dalam bahasa Inggris disebut Fort Marlborough.
Gambar Benteng Marlborough
Sumber.https://www.bengkulutoday.com/sites/default/files/styles/article_big/public/articles/Benteng%20malabero.jpg?itok=oCf60389

Bangunan pertahanan peninggalan Inggris ini dibangun pada awal abad ke-18 oleh suatu kongsi dagang milik Inggris, yaitu East Indian company. Masa pembangunan memakan waktu kurang lebih enam tahun. Tepatnya dibawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet pada tahun 1713 – 1719.

Benteng ini memiliki bentuk bangunan yang unik dari bentuk benteng umumnya. Bentuk bangunan benteng Marlborough menyerupai binatang kura-kura. Benteng Marlborough dibangun di atas tanah seluas 44.100 meter persegi, dengan panjang 240,5 meter dan lebar 170,5 meter. Dengan posisi menghadap ke arah kota Bengkulu dan membelakangi Samudra Hindia.

Benteng Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Tahun 1950 hingga 1977 benteng ini pernah dijadikan markas TNI-AD. Sekarang benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya.

Saat ini, benteng Marlborough menjadi salah satu tempat favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu. Hal itu tidak terlepas dari letaknya yang sangat strategis, yaitu tepat berada di tengah kota, di Jalan Ahmad Yani sehingga akomodasi dan fasilitas dapat dengan mudah dijumpai. 

Ketika memasuki pintu, anda akan memasuki tempat berupa lorong dimana pada lorong ini anda bisa menemukan 4 buah pemakaman yang bertuliskan George Shaw (1704), Richard Watts Esg (1705), Kames Cune (1737) dan terakhir Henr Stirling (1774), dua diantaranya berasal dari zaman benteng York.

Di ujung lorong, anda akan melewati jembatan yang panjangnya kurang lebih 10 meter. Menurut cerita, dulunya jembatan ini bisa ditarik ke atas dengan menggunakan rantai. Setelah di perhatikan, antara bangunan lorong dan bangunan utama, di pisahkan oleh parit yang mengelillingi bangunan utama. Di dalam bangunan utama ini, anda akan menemukan ruangan yang dulunya difungsikan sebagai penjara di sisi kanan dan di sisi kiri. Kedua penjara ini dipisahkan oleh pintu besi. [rw]

0 Response to "Sejarah Benteng Peninggalan Inggris Terkuat di Nusantara"

Posting Komentar