Sejarah Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948

Madiun merupakan kota  yang terletak di Jawa Timur dengan luas wilayah 33,23 km², terletak di 160 km sebelah barat Kota Surabaya atau 111 km dari kota Surakarta. Terbagi menjadi 3 kecamatan diantaranya Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman, dan Kecamatan Kartoharjo. Tahun 1948 di Madiun pernah mengalami sejarah kelam yang disebut dengan istilah Madiun Affair, yaitu sebuah gerakan makar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilakukan oleh kelompok Komunis. Setelah Orde Baru peristiwa ini dikenal dengan nama pemberontakan PKI Madiun 1948.

Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pada bulan September sampai Desember tahun 1948 Madiun mempunyai sejarah kelam yang di sebut dengan  Madiun Affair, sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur antara PKI (Partai Komunis Indonesia) dan TNI (Tentara Nasional Indonesia). Konflik ini bermula pada tanggal 8 Desember 1947 dengan ditandatanganinnya perjanjian Renville yang berlangsung antara Pemerintahan RI dan Belanda di atas kapal Renville yang berlabuh di teluk Jakarta. Dampak perjanjian Renville mengakibatkan jatuhnya kabinet Amir Sjarifuddin dari perdana menteri. Lalu dibentuklah kabinet baru, dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri. Sementara Amir Sjarifuddin yang kecewa  membentuk  FDR (Front Demokrasi Rakyat) pada tanggal 26 Februari 1948 dengan tujuan mempersatukan partai-partai sosial.

Gambar Amir Sjarifuddin 
Sumber. www.2bp.blogspot.com

Disaat yang sama, datang seorang tokoh Komunis Indonesia dari Uni Soviet (sekarang Rusia) yaitu Musodo atau dikenal dengan Muso. Karena kepandaiannya, Muso berhasil menarik Amir Sjarifuddin kedalam kelompoknya sehingga bergabunglah FDR dan PKI.

Dalam berbagai kesempatan Muso sering melancarkan bermacam kritik kepada pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Hatta. Akhirnya ketegangan memuncak dengan diproklamirkannya negara Republik Soviet Indonesia oleh kelompok Muso di Madiun. Alasan Muso memilih melakukan pemberontakan di Madiun karena letak geografis kota yang jauh dari ibu kota. PKI menganggap Madiun kurang mendapat perhatian dari pemerintahan di ibu kota yang sedang disibukkan oleh gencatan kolonial Belanda. Dengan demikian PKI bisa dengan mudah memporak-porandakan sistem pemerintahan daerah Madiun dan menguasai daerah tersebut.

Gambar Muso
Sumber. www.wikipedia.org

Tujuan Pemberontakan PKI Madiun 1948
Tujuan PKI melakukan pemberontakan di Madiun adalah :
  1. PKI ingin mendirikan pemerintahan sosialistis yang berazazkan Marxisme-Leninisme di Indonesia yang berawal dari Madiun.
  2. PKI ingin mencari massa untuk menentang Soekarno-Hatta dan menghancurkan siapa pun yang menghalangi tujuannya. 
  3. PKI ingin menguasai negara Republik Indonesia dan merubah sistem pemerintahan yang diawali dari pemerintahan kota Madiun.


Pembantaian PKI Madiun 1948
Pada 18 September 1948, PKI/FDR menuju ke arah timur dan menguasai Kota Madiun, Jawa Timur, dan pada hari itu juga diproklamasikan berdirinya "Republik Soviet Indonesia". Hari berikutnya, PKI/FDR mengumumkan pembentukan pemerintahan baru. Selain di Madiun, PKI juga mengumumkan hal yang sama pula di Pati, Jawa Tengah. Pemberontakan ini menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa petugas polisi dan tokoh agama.

Semua pimpinan seperti; Bupati, Wedana, Kepala Polisi, komandan depo, jaksa, kiai, guru, pimpinan partai dan organisasi beserta bawahannya digiring ke suatu tempat, kemudian satu demi satu di jagal di lubang-lubang pembantaian.

Terdapat peristiwa pembantaian yang ada di Madiun diantaranya, pembantaian Massal di Batokan Banjarejo, pembantaian massal di pabrik Gula Rejosari/Gorang Gareng, pembantaian masal di Desa Soca, Kec.Bendo, pembantaian masal Di Cigrok, pembantaian masal di Dungus, Kec. Kanigoro.

Akhir Pemberontakan PKI Madiun 1948
Untuk memulihkan keamanan secara menyeluruh di Madiun, pemerintah bertindak cepat. Provinsi Jawa Timur dijadikan daerah istimewa, selanjutnya Kolonel Sungkono diangkat sebagai gubernur militer. Operasi penumpasan dimulai pada tanggal 20 September 1948 dipimpin oleh Kolonel A. H. Nasution.

Sementara sebagian besar pasukan TNI di Jawa Timur berkonsentrasi menghadapi Belanda, namun dengan menggunakan 2 brigade dari cadangan Divisi 3 Siliwangi serta kesatuan-kesatuan lainnya yang mendukung Republik, semua kekuatan pembetontak akhirnya dapat dimusnahkan.

Salah satu operasi penumpasan ini adalah pengejaran Musso yang melarikan diri ke Sumoroto, sebelah barat Ponorogo. Dalam peristiwa itu, Musso berhasil ditembak mati. Sedangkan Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Amir sendiri tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Sedangkan sisa-sisa pemberontak yang tidak tertangkap melarikan diri ke arah Kediri, Jawa Timur.

Sumber Bahan Ajar
  1. Wikipedia.org diakses dari halaman https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_PKI_1948 pada tanggal 9 februari 2018
  2. Farid, Samsul. 2015. Buku Siswa Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Yrama Widya : Bandung. Halaman 102 – 103
  3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Buku Siswa Sejarah Indonesia Kelas XII untuk SMA/MA/SMK/MAK Cetakan ke-1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia : Jakarta. Halaman 8 – 11.

oOo
[RW]

0 Response to "Sejarah Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948"

Posting Komentar