Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (Meramu) Tingkat Sederhana : Kebudayaan Paleolitikum
Pada awalnya corak hidup manusia zaman praaksara dengan cara nomaden (berpindah-pindah). Kemudian mereka mengalami perubahan dari nomaden ke semi nomaden. Akhirnya mereka hidup secara menetap di suatu tempat dengan tempat tinggal yang pasti. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat praaksara menggunakan beberapa jenis peralatan mulai dari yang terbuat dari batu hingga logam.
Pada materi ini kamu akan mempelajari bagaimana kebudayaan manusia praaksara tersebut.
Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (Meramu) Tingkat Sederhana
Pada masa ini dikenal juga dengan kebudayaan Paleolitikum. Paleolitikum berasal dari bahasa Yunani yaitu palaios yang berarti tua dan lithos berarti batu. Sehingga kebudayaan Paleolitikum dikenal juga dengan kebudayaan batu tua karena alat penunjang kehidupannya berasal dari batu yang belum diasah.
Baca Juga:
Zaman ini dapat juga disebut dengan kebudayaan Paleolitikum diperkirakan ada pada 12.000 tahun yang lalu, sejak kemunculan manusia purba pertama pada masa kala pleistosen. Jenis manusia yang hidup pada masa ini ialah Megantropus / Homo Erectus, Pithecanthropus dan Homo.
Makanan manusia purba saat itu sepenuhnya tergantung pada alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Sebab pada masa ini, hewan dan tumbuhan telah hidup merata disemua permukaan bumi. Selain itu pada masa kala pleitosen sampai holosen merupakan perkembangan hewan mamalia, sehingga aktivitas berburu menjadi aktivitas pokok untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh hewan-hewan yang menjadi perburuan seperti rusa, kuda, babi hutan, kijang, kerbau, gajah dan lainnya.
Kebudayaan Paleolitikum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1). Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu yang masih kasar.
2). Pola kehidupan manusianya tidak menetap (mengembara) atau nomaden.
3). Manusianya hidup dengan cara berburu dan meramu makanan.
4). Tinggal dengan kelompok-kelompok kecil.
Hasil kebudayaan Paleolitikum secara umum dibagi menjadi dua yaitu kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Sebab dari dua wilayah inilah banyak peninggalan paleolitikum ditemukan.
Kebudayaan Pacitan pertama kali ditemukan oleh GHR von Koenigswald pada 1935 di sungai Baksoka dekat Punung, Kabupaten Pacitan. Alat yang ditemukan berupa kapak genggam dan beberapa alat serpih yang masih kasar.
Pendukung kebudayaan pacitan adalah jenis manusia purba pithecanthropus erectus. Hal ini bisa dibuktikan dengan peralatan kebudayaan pacitan dan pithecanthropus erectus yang ditemukan di lapisan yang sama yaitu pleistosen tengah.
Sementara itu kebudayaan ngandong merupakan kebudayaan manusia prasejarah yang berkembang di daerah Ngandong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di daerah Ngandong dan sekitarnya, banyak ditemukan alat-alat yang diduga berasal dari peninggalan zaman Paleolitikum, yakni perkakas yang terbuat dari tulang hewan maupun dari batu seperti kapak genggam.
Sejarah kebudayaan Ngandong ditemukan oleh Ter Haar pada tahun 1931 berupa tengkorak manusia purba. Kemudian pada tahun 1993 bersama dengan Oppenoorth dan Von Koenigswald ditemukan lebih banyak lagi peninggalan kebudayaan Ngandong dan Pacitan.
Jika dilihat dari lokasi penemuan peninggalan kebudayaan Nagndong, manusia pendukung pada masa itu ada 2 jenis. Manusia purba tersebut di antaranya Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
Peninggalan kebudayaan Ngandog berupa alat-alat dari batu, tulang, duri ikan dan tanduk rusa.
0 Response to "Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (Meramu) Tingkat Sederhana : Kebudayaan Paleolitikum"
Posting Komentar