7 Prasasti Ini Menunjukkan Keberadaan Kerajaan Tarumanegara

Tarumanegara merupakan kerajaan yang lokasinya diperkirakan di Jakarta, Banten dan Jawa Barat saat ini. Kerajaan ini menganut agama Hindu, serta raja yang termashur adalah raja Purnawarman yang tertulis pada salah satu prasasti dikatakan telah menggali sungai sepanjang 6.122 busur atau kurang lebih 11 Km hanya dalam 21 hari.

Sumber yang menerangkan keberadaan Kerajaan Tarumanegara yang utama adalah beberapa prasasti yang telah ditemukan. Sedikitnya ada tujuh buah prasasti yang berhasil ditemukan. Prasasti-prasasti tersebut menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Berikut ke tujuh prasasti tersebut:

1. Prasasti Tugu

Gambar. Prasasti Tugu
Sumber. http://www.voa-islam.com/photos4/rojul/750893.jpg

Prasasti Tugu merupakan prasasti yang dikeluarkan oleh raja Purnawarman. Prasasti ini ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, dekat Tanjungpriuk, Jakarta dengan menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta, ditulis dalam lima baris.

Prasasti ini berhasil di inkripsi dan berisi:
“Dulu (kali yang bernama) Candrabaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan mempunyai lengan kencang dan kuat (yakni raja Purnawarman), untuk mengalirkannya ke laut, setelah (kali ini) sampai di Istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnawarman yang berkilauan-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaanya serta menjadi panji-panji segala raja, (maka sekarang) beliau memerintahkan pula menggali kali yang permai dan berair jernih, Gomati namanya, setelah kali itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Sang Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal delapan paroh gelap bulan Phalguna dan selesai pada tanggal 13 paroh terang bulan Caitra, jadi hanya dalam 21 hari saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 busur/tombak (± 11 km). Selamatan baginya dilakukan oleh brahmana disertai persembahan 1.000 ekor sapi”.
2. Prasasti Ciaruteun

Gambar. Prasasti Ciaruteun dilengkapi dengan gambar sepasang telapak kaki.
Sumber. 4.bp.blogspot.com/-peSv7847/vlkgls9/prasasti%ciaruteun.jpg

Prasasti Ciaruteun ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulan, Bogor. Prasasti Ciaruteun tertidiri dari dua bagian, bagian pertama yang dipahat dalam empat baris bertuliskan huruf pallawa dan bahasa sansekerta, dan bagian kedua yang teridi dari satu baris tulisan yang belum dapat dibaca dengna jelas. Selain itu prasasti ini dilengkapi dengan gambar sepasang telapak kaki.

Berikut hasil terjemahan pada bagian pertama;
“ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Sedangkan pada bagian kedua yang terdiri dari satu baris telah diusahakan untuk membacanya namun hasilnya belum memuaskan, diantara yang berusaha membaca ialah J.L.A. Brandes sebagai berikut Cri Tji Aroe? Eun Waca (Cri Ciaru?eun wasa), sedangkan menurut H. Kern ialah Purnavarmma-padam yang berarti “telapak kaki Purnawarman".

3. Prasasti Kebon Kopi

Gambar. Prasasti Kebonkopi
Sumber. http://www.upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/kebon_kopi.jpg

Ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciarueteun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti aksara dipahatkan dalam satu baris yang diapit oleh dua pahatan telapak kaki gajah.

Prasasti ini berisi sebagai berikut:
“Di sini tampak sepasang telapak kaki . . . . yang seperti (telapak kaki) Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam . . . dan (?) kejayaan”.
4. Prasasti Jambu
Dapat juga disebut dengan prasasti Pasir Koleangkak, terletak di sebuah bukit (pasir) Koleangkak, Desa Parakan Muncang, Nanggung, Bogor. Prasasti ini terdiri dua baris dengan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta. 
Gambar. Prasasti Jambu
Sumber. Upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/89/prasastis_jambu.jpg

Isi prasasti Jambu sebagai berikut:
“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu (memerintah) di Tarumanegara dan yang baju zirahnya yang terkenal tiada dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang telapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging musuh-musuhnya”.
5. Prasasti Pasir Awi

Gambar. Prasasti Pasir Awi
Sumber. Bersapedahan.files.wordpress.com

Terdapat disebuah bukit bernama Pasir Awi, di kawasan perbukitan Desa Sukamakmur, Jonggol, Bogor. Sampai saat ini belum ada yang berhasil membaca isi dari prasasti ini, sebab prasasti Pasir Awi lebih berupa gambar (pitograf) dari pada tulisan. Hanya pada bagian atas tulisan terdapat pahatan sepasang telapak kaki.

6. Prasasti Cidanghiang
Dapat juga disebut dengan prasasti Lebak, sebab prasasti ini terletak di tepi kali Cidanghiang, Desa Lebak, Munjul, Banten Selatan. Tulisan yang ada pada prasasti ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta serta ditulis dalam dua baris.

Gambar. Prasasti Cidanghiang
Sumber. 2.bp.blogspot.com

Isi prasasti Cidanghiang sebagai berikut:
“Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari Raja Dunia, Yang Mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja-raja”.
7. Prasasti Muara Cianten
Gambar. Prasasti Muara Cianten
Sumber. 2.bp.blogspot.com

Berada di Muara Kali Cianten, Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulan, Bogor.  Prasasti ini seperti yang lain, masih belum berhasil di baca sebab bentuk aksaranya yang menyerupai sulur-sulsuran. Sementara oleh kalangan ahli aksara itu dinamakan aksara ikal.

Demikianlah tujuh prasasti yang menerangkan keberadaan kerajaan Tarumanegara. Dari beberapa prasasti yang berhasil di inkripsi dapat disimpulkan bahwa pada masa raja Purnawarman telah ada teknologi untuk mengendalikan banjir diwilayah Jakarta.

Referensi:
  • Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sejarah Indonesia untuk Kelas X. Jakarta: Kemdiknas

oOo

0 Response to "7 Prasasti Ini Menunjukkan Keberadaan Kerajaan Tarumanegara"

Posting Komentar