Edu Sejarah| Kebudayaan zaman logam itu sebagai penerus dari pada kebudayaan zaman batu. Zaman logam ialah sebuah zaman yang sudah ditandai adanya kemampuan manusia dapat membuat alat-alat dari bahan logam. Banyak peninggalan dari zaman logam yang sudah ditemukan diberbagai wilayah yang ada di Indonesia. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat muncul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
Teknik Pembuatan Logam pada Masa Pra-Aksara
Pada masa Pra aksara, ada dua cara pembuatan logam yaitu;
1. a cire perdue
Disebut juga teknik cetakan lilin. Model (contoh patung) dibuat dari tanah liat, lalu dilapisi lilin, kemudian dilapisi kembali dengan tanah liat yang diberi lubang penuang. Model lalu dipanaskan sehingga lilin melelh berikut tanah di dalamnya. Jadilah model yang berongga. Rongga kosong tadi kemudian diisi dengan cairan logam. Setelah cairan logam dingin, cetakan tanah liat dipecahkan. Jadilah patung logam.
2. bivalvie
Teknik ini duganakan pada umumnya untuk membuat benda-benda logam yang ukurannya besar. Diawali dengan membuat cetakan untuk peralatan logam yang akan dibuat. Cetakan dibuat dari batu atau kayu yang mempunyai klep untuk dibuka tutup. Cairan logam tinggal dimasukkan ke dalamnya. Oleh karena itu, cetakan ini dapat digunakan untuk beberapa kali pembuatan peralatan logam yang serupa, berbeda dengan teknik a cire perdue yang hanya sekali digunakan.
Zaman logam dibedakan menjadi tiga fase, yaitu; tembaga, perunggu, dan besi. Di Indonesia sendiri hanya memasuki zaman Perunggu dan Besi.
1. Zaman Perunggu
Alat-alat yang berasal dari zaman Perunggu seperti berikut:
a. Kapak Corong
Gambar. Kapak Corong
Sumber. https://i1.wp.com/www.jurnalponsel.com/wp-content/uploads/2019/10/Jenis-Jenis-Kapak-Corong.jpg?ssl=1
Kapak corong adalah suatu peralatan yang terbuat dari perunggu yang memiliki bagian tengah yang berongga dan fungsinya untuk menempatkan gagang. Sehingga disebut kapak corong.
Secara tipologis kapak ini memiliki tiga sebutan. Diantaranya yaitu kapak sepatu karena bentuknya seperti sepatu. Mendapat sebutan kapak corong karena memiliki corong dan kapak upacara karena digunakan untuk upacara ritual dan budaya.
Kapak Corong ditemukan diwilayah seperti Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, dan Papua.
b. Candrasa
Gambar. Candrasa
Sumber. https://i1.wp.com/www.jurnalponsel.com/wp-content/uploads/Candrasa.jpg
Candrasa adalah benda prasejarah yang ditemukan di jaman logam, terbuat dari perunggu, yang secara tipologis masuk pada golongan kapak upacara. Hal ini karena bentuknya yang indah, unik, berpola hias geometris pada tangkainya, juga berbentuk lebih pendek dan melebar ke bagian pangkalnya.
c. Nekara
Nekara disebut pula dengan Genderang Nobat ataupun Genderang Ketel. Nekara mempunyai bentuk seperti sebuah berumbung. Nekara ini terbuat dari perunggu yang sudah berpinggang pada bagian tengahnya, serta sisi atasnya yang tertutup. Di masyarakat pra aksara, nekara itu dianggap sebagai sebuah benda yang sangat suci.
Gambar. Nekara
Sumber. https://www.multicountrytours.asia
Di Indonesia sendiri, nekara yang hanya dipakai pada waktu yang tertentu saja misalnya saja disaat upacara-upacara sebagai sebuah benda yang sudah ditabuh agar memanggil arwah ataupun roh dari nenek moyang.
Persebaran nekara yang ada di Indonesia diantara lain pada wilayah Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Sangean, Sumbawa, Roti, Kei serta Selayar. Nekara memiliki bentuk yang sangat beraneka ragam misalnya bisa saja berupa hiasan-hiasan.
d. Moko
Gambar. Moko
Sumber. https://encheres.catawiki.eu/kavels/23508007-tambour-2-bronze-moko-alor-indonesie
Di Alor banyak ditemukan nekara dengan bentuk kecil tapi memanjang. Nekara ini disebut moko. Fungsi Moko adalah digunakan sebagai alat pusaka atau sebagai mas kawin.
e. Bejana Perunggu
Bejana Perunggu, ditemukan di Indonesia hanya dua buah , yaitu di Sumatra dan Madura. Bejana perunggu berbentuk bulat panjang seperti kepisi atau keranjang untuk tempat ikan yang diikatkan di pinggang ketika orang sedang mencari ikan. Bejana ini dibuat dari dua lempengan perunggu yang cembung, yang diletakan dengan pacuk besi pada sisi-sisinya. Pola hias pada bejana ini tidak tidak sama susunannya. Bejana yang ditemukan di Kerinci (Sumatra) berukuran panjang 50,8 cm dengan lebar 37 cm. Sebagian lehernya sudah hilang. Bagian leher ini dihias dengan huruf J dan pola anyaman. Pola huruf S terdapat di bagian tengah badan. Di bagian leher tampak logam berlekuk yang mungkin dipergunakan untuk menggantungkan bejana pada tali.
Gambar. Bejana Perunggu Maduran dan Sumatera
Sumber. https://i0.wp.com/www.satujam.com/data/2017/08/bejana-perunggu-logam.jpg?resize=650%2C276
Bejana yang ditemukan di Asemjarang, Sampang (Madura) mempunyai ukuran tinggi 90 cm dan lebar 54 cm. Hiasan pada bagian leher terbagi atas tiga ruangan, yaitu ruang pertama berisi lima buah tumpal berderet dan di dalam pola ini terdapat gambar burung merak; ruang kedua berisi huruf J yang disusun berselang-seling tegak dan terbalik; dan ruang ketiga juga berisi pola tumpal sederet sebanyak empat buah. Di dalam pola tumpal terdapat gambar seekor kijang. Bagian badan bejana dihias dengan pola hias spiral yang utuh dan terpotong, dan sepajang tepinya dihias dengan tumpal. Sepasang pegangan dihias dengan pola tali. Latar belakang hiasan dan pola tumpal ialah dengan titik-titik dan di dalam ruang-ruang dengan pola spiral diisi dengan pola anyaman halus. Bejana ini mirip dengan bejana yang ditemukan di Phnom Penh (Khamer).
f. Arca
Gambar. Arca Perunggu
Sumber. https://belajarmandiriyuk.com/wp-content/uploads/2020/09/arca-perunggu.jpg
Seni menuangkan cairan logam untuk membuat arca sudah berkembang pada masa ini. Bentuk patungnya beragam, ada bentuk manusia dan binatang. Bentuk manusia ada yang sedang menari, berdiri, naik kuda dan sedang memegang panah. Sedangkan bentuk binatang berupa arca kerbau yang sedang berbaring, kudang sedang berdiri, dan kuda dengan pelana. Arca-arca tersebut ditemukan di Bangkinang, Lumajang, Palembang, dan Bogor.
2. Zaman Besi
Pada zaman besi, orang sudah dapat melebur besi untuk dijadikan alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dibandingkan dengan teknik peleburan tembaga ataupun perunggu karena melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi.
Ada beberapa peralatan yang dihasilkan pada zaman besi, diataranya mata kapak bertangkai kayu, mata pisau, mata sabit, mata pedang dan cangkul. Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung kidul, Bogor, serta Besuki dan Punung.
Gambar. Mata Panah dari Besi
Sumber. https://genemil.com/wp-content/uploads/2020/07/mata-panah.jpg
Manusiap pendukung zaman Logam ialah Deutro Melayu yang hidup kurang lebih 300 SM.
Zaman Logam merupakan periode penting dalam sejarah manusia yang menandai peralihan dari alat-alat batu ke alat-alat logam, yang memungkinkan kemajuan besar dalam teknologi, ekonomi, dan masyarakat. Setiap subperiode Zaman Logam membawa inovasi dan perubahan signifikan yang mendorong perkembangan peradaban manusia.
Referensi
- Ruhimat, Mamat dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial. Penerbit Grafindo Media Pratama
oOo
0 Response to "Materi Sejarah Indonesia Zaman Logam"
Posting Komentar