Kopi adalah tanaman hasil pertanian yang dijadikan minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Lebih dari 50 negara telah membudidayakan tanaman kopi. Ada dua spesies pohon kopi yaitu Kopi Robustus dan Kopi Arabika.
Tanaman kopi dipercaya dari benua Afrika di wilayah Etiopia. Tanaman ini kemudian dibawa oleh pedagang Arab ke Yaman.
Bangsa Arab mulai mempopulerkan ekstrak biji kopi arabika yang diseduh dengan air panas sebagai minuman penyegar.
Sejarah kopi di Indonesia dimulai sejak pendudukan belanda pada tahun 1696. Belanda awalnya membawa kopi jenis arabika dari Malabar, India, ke Pulau Jawa.
Budidaya kopi pertama dilakukan oleh kompeni di Kedawung, sebuah daerah agrikultur dekat Batavia. Naas, awal mula budidaya ini gagal lantaran cuaca ekstrim dan bencana alam.
Tiga tahun kemudian, pemerintah VOC kembali membawa batang kopi hasil stek dari Malabar. Dan di tahun 1706, biji kopi hasil tanaman di pulau Jawa ini meraih sukses besar dan menjadi populer.
Popularitas penjualan inilah yang kemudian membuat Belanda menanam biji kopi di tiap-tiap pulau di Indonesia. Dari sinilah awal kemunculan berbagai ragam jenis kopi di Indonesia.
Lihatlah gambar dibawah ini tampak para pekerja sedang mengupas biji kopi dengan mulut di Priangan sekitar tahun 1910. Mungkin karena cara mengupas yang unik ini menjadikan kopi dari Cianjur melegenda di Eropa.
Menurut sejarawan Jan Breman dan G.J Knaap, Cianjur merupakan pemasok kopi terbesar untuk VOC sejak awal abad ke-18. Setengah hingga tiga perempat perdagangan kopi dunia berasal dari VOC dan jumlah itu setengahnya dihasilkan dari Priangan bagian barat, yakni Cianjur.
Pasokan kopi ini semakin melimpah saat VOC memberlakukan sistem tanam paksa dalam nama "Preanger Stelsel" atau Sistem Priangan pada 1720. Dengan memanfaatkan bangsawan lokal (menak dan santana) VOC menekan masyarakat untuk menjual produk mereka hanya kepada VOC dengan harga murah.
Sekitar empat sampai enam juta pon kopi diangkut dari Priangan menuju Belanda pada tahun 1730. VOC sendiri tidak kesulitan dalam memasarkan bijih hitam pahit, yang mereka sebut sebagai "Kopi Jawa" ke Eropa. Begitu populernya "Kopi Jawa" di Eropa, hingga seorang pendeta bernama Francois Valentijn, mengeluhkan kecanduan orang-orang Eropa terhadap benda hitam dari Hindia Timur itu.
Kopi Jawa asal Priangan (Cianjur) memiliki kualitas terbaik pada saat itu, hingga menjadi andalan VOC di pasaran dunia. Bahkan saat kekuasaan beralih ke Hindia Belanda di awal abad ke-19, kas keuangan pemerintah Hindia Belanda jaman Herman Willem Daendels pernah surplus.
Dan di tahun 1994, karena kenikmatan kopi ini pula James Gosling menamakan bahasa pemograman komputernya yang super legend dengan nama "Java"*).
Ide nama ini berasal dari kecanduan para pencipta bahasa pemrograman ini (James Gosling, Mike Sheridan, dan Patrick Naughton) terhadap Kopi Jawa (Java Coffee).
Foto: KITLV 31171
Judul: Koffiebonen pellen met de mond op een koffie-onderneming in de Preanger.
*) Java adalah bahasa pemrograman komputer yang dipergunakan untuk membangun Android, maupun ribuan aplikasi lainnya dari yang sederhana semacam Angry Birds sampai AI dan Cloud Computing.
0 Response to "Kopi Nusantara Mendunia Pada Masanya Mengupas Biji Kopi dengan Mulut"
Posting Komentar